Sunday, May 20, 2018

WENNY ANGELINA HUDOJO MELEPAS KEPERGIAN KEDUA BUAH HATINYA KORBAN BOM GEREJA SURABAYA


Vincencius Evan (11) dan Nathanael Ethan (8), yang menjadi korban bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya, dalam ibadah tutup peti. Wenny Angelina Hudojo hanya bisa memeluk dan mencium baju serta mainan kedua anaknya. Air mata terus mengalir di wajahnya. Sesekali dia terisak. Doa tak putus terlantun dari bibirnya, kendati infus masih terpasang di tangannya dan dia harus duduk di kursi roda.

Minggu (13/05), Wenny tetap menguatkan diri menghadiri ibadah tutup peti kedua putranya, Vincencius Evan (11) dan Nathanael Ethan (8). Prosesi penghormatan terakhir bagi dua bocah yang menjadi korban bom bunuh diri itu dihadiri ratusan pelayat. Suasana haru sangat kental terasa. Rangkaian ibadah tutup peti dibuka dengan sambutan keluarga dan doa bersama yang dipimpin para Romo dari berbagai gereja.
Selanjutnya, keluarga bergantian memberikan wewangian kepada mendiang Evan dan Nathan, disusul dengan doa di depan foto mendiang sebelum meletakkan barang kesayangan milik Evan dan Nathan ke dalam peti.

Wenny memilih sendiri pakaian, buku, sepatu, mainan mainan mobil, dan pistol air yang akan dimasukkan ke dalam peti walau sambil berlinang air mata.

Erry dan Wenny Hudojo memberikan penghormatan terakhir kepada dua buah hati mereka, Evan dan Nathan, yang meninggal akibat bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya. Wenny, dengan bantuan suami dan keluarga, berdiri di antara kedua peti, mengucapkan doa sekaligus pengampunan bagi pelaku serangan yang merenggut nyawa kedua putranya. Ini akan menjadi kali terakhir Wenny bisa melihat kedua buah hatinya.

"Wenny akhirnya bisa mengampuni penjahat itu. Dengan hati yang rela dia menyerahkan Evan dan Nathan ke pangkuan Tuhan," ujar Ratna Handayani, perwakilan keluarga, saat prosesi ibadah di Rumah Duka Adi Jasa, Surabaya, Rabu (16/05). Sorakan dukungan atas pernyataan Wenny memenuhi rumah duka. Namun, ujian bagi Wenny belumlah usai.

Artikel Terkait